Thursday, September 17, 2020

PKL di Masa Pandemi, Antara Musibah atau Berkah

 

Ilustrasi: cnbcindonesia.com

Berawal dari pandemi, segala aspek kehidupan berubah drastis. Kita seakan dipaksa untuk berubah tanpa persiapan, hal ini juga berimbas pada Praktik Kerja Lapangan (PKL). Alur dari PKL itu sendiri berubah. Jika yang sebelumnya PKL di kantor suatu instansi, sekarang harus beralih ke beberapa alternatif atau pilihan seperti pilihan pertama adalah mendampingi dan membantu dengan cara mengajari pelajar dalam mengikuti pembelajaran daring baik pada tingkat  SD, SMP, SMA, ataupun SMK. Kewirausahaan sebagai pilihan kedua, melakukan penellitian tentang Covid-19 sebagai pilihan ketiga , dan meningkatkan potensi desa sebagai pilihan terakhir.

Pilihan-pilihan di atas memang sangat menarik dan menantang. Semua pilihan tersebut memliki kelebihan dan kekurangan. Belum lagi jika kami mengaitkan dengan jurusan yang kami ambil. Seketika saja kami mengerutu “Emangnya nyambung jurusan ini kok PKL itu?” Namun, setelah diberi penjelasan dari keempat poin di atas kami pun mulai mengerti.

Ilustrasi: Koleksi Penulis

Setelah berpikir panjang saya pun memilih untuk menjadi pengajar anak SD. Namun, tidak semulus itu. Pada saat saya mencari anak didik yang mau diajari oleh saya itu cukup sulit. Hal ini akibatkan karena beberapa anak sudah memiliki guru les sendiri karena kebetulan kedua orangtuanya sibuk. Jadi karena orangtuanya tidak ingin terlalu memforsir anaknya, mereka pun menolak. Apalagi saya bukan warga asli di tempat PKL saya alias saya hanya anak kost. Saya harus memutar otak, karena bagaimana pun saya harus mendapatkan anak didik itu agar saya bisa melaksanakan PKL saya.

Saya pun mulai menghubungi teman dan adik kelas saya yang tinggalnya memang di sana. Sebagian besar rumahnya cukup jauh dan ada juga yang tidak ada tetangga mereka yang pelajar. Saya pun terus berusaha hingga akhirnya saya pun mendapatkannya. Saya bersyukur karena lokasinya dekat sehingga tidak perlu mengeluarkan uang untuk ongkos, mengingat keadaan pandemi ini kita dituntut untuk hemat.

Ilustrasi: Koleksi Penulis

Hari pertama saya PKL cukup menyenangkan karena mereka memang antusias untuk belajar. Bahkan, mereka memanggil saya dengan sebutan “Bu”. Padahal awalnya saya ingin menciptakan suasana antara kakak dan adik yang sedang belajar bersama. Namun, saya tidak masalah juga karena mungkin mereka merindukan masa-masa sebelum pandemi. Proses belajar mengajar pun berjalan dengan baik.

PKL saya cukup menyenangkan walaupun tidak terlalu mulus. Ada saja kejadian-kejadian yang membutuhkan kesabaran yang maksimal. Belum lagi drama-drama kecil ketika dipaksa belajar padahal dia sudah cukup nyaman dengan mainannya. Serta ada kalanya si anak yang merasa dia tidak cukup mampu untuk belajar tentang perkalian contohnya. Di saat itulah saya mencoba memotivasinya dengan menceritakan bagaimana saya dulu saat belajar tentang perkalian. Sederhana tapi cukup memotivasinya. Perlahan dia pun mau dan terus berusaha agar dia mengerti.

Banyak pengalaman yang saya dapatkan dari pandemi ini. Dari belajar menjadi pengajar yang mana kesabaran sangat diperlukan untuk menghadapi berbagai tingkah dari anak didiknya. Juga sebagai motivator dadakan saat si anak mulai jenuh dan tidak percaya diri dalam belajar. Serta melatih berbicara saat meminta izin kepada orangtua si anak. Ingat belajar tidak melulu tentang pelajaran tapi juga dapat belajar tentang kehidupan. Dan mungkin saat seperti ini kita mengerti arti hidup. Salam Cerdas Berkarakter.

Ilustrasi: Koleksi Penulis