![]() |
Ilustrasi: Koleksi Penulis |
Makhluk
di bumi ini sudah melewati beberapa era hingga sekarang yaitu era Revolusi
Industri 4.0 dan menuju era Society
5.0. Saat ini kesetaraan gender memang sudah terealisasi, namun masih marak terjadi
kekerasan yang dialami oleh para wanita. Kekerasan yang dialami baik itu secara
fisik, seksual, maupun mental. Ditambah lagi aktivitas dunia maya yang sering
kali sebagai sarana untuk melakukan kekerasan secara online. Bahkan, terkadang
tidak terkendali dan membuat para korban trauma dan bahkan berniat bunuh diri.
Dalam hal inilah emansipasi untuk kesetaraan gender sangat diperlukan agar
tidak semakin banyak yang menjadi korban.
Pengertian Emansipasi
Emansipasi
sendiri merupakan kata yang sangat menarik. Kita tentu pernah mendengar tentang
para wanita yang menjadi pelopor emansipasi. Kondisi dahulu memang sangat
berbeda jika dibandingkan dengan sekarang. Dahulu wanita sudah memiliki tugas
yang tetap yaitu di dapur dan mengurus rumah tangga. Bahkan, wanita dilarang
bersekolah karena sudah melekatnya pandangan bahwa wanita kerjanya hanya
memasak dan mengurus anak serta keluarganya. Karena itu mereka berpikir untuk
apa sekolah jika ujung-ujungnya kerjanya hanya di dapur. Melihat hal itulah
para wanita pada zamannya seperti Kartini, Maria Walanda Maramis, dan masih
banyak lagi melakukan emansipasi untuk memperjuangan hak-hak wanita.
Sebenarnya
apa sih arti dari emansipasi dan mengapa para wanita harus memperjuangkannya?
Dilansir dari Wikipedia, Emansipasi ialah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan sejumlah usaha untuk mendapatkan hak politik maupun persamaan
derajat. Tujuan emansipasi wanita adalah satu, yaitu kesetaraan gender. Hasil
akhir dari emansipasi ini adalah diharapkan hilangnya pandangan bahwa kaum pria
lebih unggul dibanding kaum wanita. Dan ya, emansipasi ini berhasil. Dapat kita
lihat bersama sudah banyak para wanita hebat yang bermunculan.
![]() |
Ilustrasi: Koleksi Penulis |
Kekerasan Terhadap Gender
Namun,
ada satu masalah lagi yaitu kekerasan yang masih marak dialami para wanita.
Dikutip dari webinar Puspeka ada beberapa bentuk kekerasaan yaitu secara fisik,
emosional, dan seksual. Secara fisik contohnya penganiayaan.
Namun,
berbeda dengan kekerasan emosional. Dalam hal ini luka fisik tidak ada, namun
luka pada mental justru lebih berbahaya lagi. Dapat mengakibatkan trauma atau
bahkan menjadi gangguan mental yang berujung gangguan jiwa. Alasannya, karena
luka yang tidak terlihat, orang menjadi tidak menyadarinya, sehingga korban
semakin rapuh dan bertindak di luar nalar. Contoh dari kekerasan ini adalah
mempermalukan.
Kekerasan
selanjutnya adalah kekerasan seksual. Kekerasan seksual merupakan segala jenis
aktivitas seksual. Tidak hanya kontak fisik, namun juga bisa melalui verbal
ataupun materi lain yang dapat melecehkan wanita. Contoh bentuk kekerasan
seksual, yakni melakukan kontak seksual, melakukan call sex, dan sebagainya.
Aksi Nyata Melawan Kekerasan
Tiga
bentuk kekerasan yang terjadi dapat disebabkan beberapa faktor dan salah satu
yang menjadi faktor utamanya adalah kesetaraan gender yang belum merata. Kaum
wanita masih saja dianggap sebagai kaum yang lemah. Namun, ada beberapa cara
mengatasinya seperti yang terjadi pada organisasi kampus saya yaitu, semua
berhak untuk mencalonkan diri sebagai ketua dan memberikan pendapat pada saat
rapat.
Hal ini tentu sangat sederhana namun dampaknya luar biasa seperti semua anggota organisasi saling menghargai. Hal ini dapat menghilangkan terjadinya kekerasan. Bumi pun akan kembali damai. Akhir kata, Yuk, tegakkan kesetaraan gender untuk melawan kekerasan. Ingat orang cerdas anti kekerasan.