![]() |
Ilustrasi: goodnewsfromindonesia |
Makna Kemerdekaan
17
Agustus merupakan hari yang bersejarah dan membahagiakan. Namun, hari yang
menyedihkan dan mengharukan pula. Kita tentu sangat bahagia bila merdeka.
Namun, untuk mencapai kemerdekaan itu banyak pula para pejuang yang harus
mengorbankan dirinya. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil dari makna
kemerdekaan ini. Salah satunya adalah persatuan yang lahir dalam menggapai
kemerdekaan ini. Karena dalam menggapai kemerdekaan ini para pejuang bangsa yang
berasal dari berbagai daerah, suku, agama, dan ras bersatu padu untuk menggapai
kemerdekaan itu. Bahkan, mereka mungkin tidak mengenal perbedaan yang nyata
diantara mereka. Itu semua terjadi karena mereka sangat menyadari bila mereka
terpecah maka kemerdekaan tidak akan pernah menjadi milik Indonesia. Mereka
mungkin belajar dari penyebab keruntuhan kerajaan-kerajaan yang ada di
Indonesia dulu. Yang salah satu penyebabnya adalah politik adu domba yang
dilakukakan oleh Belanda. Miris. Itulah alasan mereka untuk bersatu dan
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Hoax dan
Dampaknya
Di era yang serba canggih ini telah ditawarkan berbagai
macam kemudahan berkomunikasi dan kecepatan dalam mendapatkan suatu informasi
melalui jaringan internet. Tentu saja sudah menjadi manfaat positif dari adanya
globalisasi dalam bidang teknologi dan informasi yang saat ini dikonsumsi oleh
hampir seluruh masyarakat dunia salah satunya Indonesia. Namun, kita juga tak
dapat menyangkal bahwa terdapat dampak negatif yang ditimbulkan dari
globalisasi tersebut.
Semakin banyak kita menggunakannya, tentu saja semakin besar
pula kita akan terkena dampak negatifnya. Seperti yang kita ketahui saat ini,
berbagai macam kejahatan dan penipuan dalam internet semakin merajalela
utamanya terkait dengan hoax. Hoax merupakan suatu kebohongan publik yang hanya
menguntungkan disalah satu pihak dan merugikan bagi pihak lain melalui sebuah
informasi.
Tidak dapat dipungkiri, munculnya hoax tersebut membidik
sasaran pada masyarakat yang tidak kritis terhadap informasi yang disajikan. Hal
tersebut memang terlihat sepele. Tetapi, apabila masyarakat selalu termakan
oleh hoax, tidak menutup suatu kemungkinan akan mengubah pandangan dan persepsi
masyarakat akan suatu fenomena. Dengan begitu, akan lebih mudah
terombang-ambing dengan hal-hal negatif yang dapat mengakibatkan perpecahan
dalam masyarakat.
Ada pun yang menyebabkan timbulnya hoax yang pertama adalah
karena menyalahgunakan kemudahan dalam mengakses internet. Mengapa hal ini
dapat terjadi? Berita ataupun informasi secara cepat menyebar melalui media
internet. Bahkan pembuat berita atau informasi saat ini tidak hanya portal
berita saja yang dapat mempublikasikan. Namun, setiap orang dapat membuat
berita sendiri atas kejadian yang terjadi saat itu juga dan kemudian
mengunggahnya di internet. Adanya kebebasan ini tentunya membuat informasi
semakin bermacam-macam dan sulit dipilah.
Alasan yang kedua adalah besarnya keinginan untuk mengaktualisasi diri. Keinginan
untuk eksis dalam media sosial tentu saja menjadi suatu hal yang biasa di zaman
sekarang. Manusia berlomba-lomba untuk menjadi viral dan terkenal. Berbagai
cara akan dilakukan untuk mendapatkan pengakuan serta pujian dari masyarakat.
Di samping mendapatkan pujian, tentunya menjadi viral dapat menghasilkan ladang
uang juga. Seperti yang kita ketahui, remaja berumur belasan tahun pun bisa
mendapatkan uang puluhan juta bahkan milyar karena konten kreatif video yang
diunggah di Youtube dan ditonton oleh jutaan orang.
Alasan yang ketiga adalah adanya kepentingan kelompok ataupun pribadi. Bagaimana
hal tersebut dapat terjadi? Di tengah sengitnya persaingan global ini akan
mendorong orang-orang semakin menciptakan kreatifitas tanpa batas. Keinginan
untuk dapat bertahan dalam derasnya persaingan tersebut memunculkan pola
perilaku dan kebiasaan baru terhadap generasi milenial ini. Jutaan orang akan
berlomba-lomba untuk bisa eksis dan ingin menjadi pemenang dalam suatu
persaingan. Akibat dari ketatnya persaingan tersebut, beberapa oknum mungkin
berniat untuk mencurangi lawannya dengan menyebar berita hoax yang belum tentu
kebenarannya.
Hubungan Hoax dan Kemerdekaan
Seperti
yang telah dijelaskan diatas bahwa ada beberapa alasan mengapa orang zaman ini
sangat suka menyebar berita hoax. Sebagai contoh ada beberapa orang yang tidak
senang dengan kemerdekaan Indonesia berusaha untuk mengadu domba. Dan juga
telah melanggar Undang-Undang No. 11 tahun 2008 . dalam Pasal 28 ayat 2 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik, berbunyi, "Setiap Orang dengan sengaja
dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukkan untuk menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)"
Akhir-akhir
ini terjadi berbagai masalah yang rata-rata mengusik perbedaan yang ada di
Indonesia. Padahal seharusnya mereka sadar bahwa Indonesia sejak dulu memang
kaya akan perbedaan. Namun, mengapa mereka masih tidak menyadarinya? Bahkan,
dengan perbedaan itu pula Indonesia dapat menggapai kemerdekaan. Saya sungguh
sedih. Mereka seolah-olah merasa bangga dengan keegoisan yang mereka lakukan.
Bahkan, para pejuang bangsa akan sedih bila melihat kejadian saat ini. Bukan
hanya itu saja. Masih banyak para generasi bangsa yang salah pergaulan
diantaranya pecandu obat-obatan terlarang.
Jika
seperti ini terus saya merasa miris melihat bangsa Indonesia saat ini.
Bukannnya menjadi agen perubahan bangsa ke arah yang benar, ini malah
menghabiskan waktu untuk membahas yang tidak akan pernah ada jawabannya. Andai
saja mereka sadar bahwa mereka sedang terjajah oleh keegoisan hati mereka
sendiri. Bahkan dari keegoisan mereka
ketidakadilan di Indonesia semakin menjadi-jadi. Namun, tetap tidak sadar
akibat dari keegoisan mereka.
Cara Melawan Hoax
Berdasarkan data
dari kominfo.go.id. (24/02/2019) ada beberapa cara melawan hoax. Pertama,
hati-hati dengan judul provokatif. Berita hoax seringkali menggunakan judul
sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak
tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah
agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax. Oleh
karenanya, apabila menjumpai berita dengan judul provokatif, sebaiknya Anda
mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian
bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan demikian, setidaknya Anda
sebagai pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
Kedua, Cermati
alamat situs. Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan
link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang
belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi, misalnya menggunakan domain
blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan. Menurut catatan Dewan Pers, di
Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai
portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs
berita resmi tak sampai 300. Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs
yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai.
Dengan kita melawan hoax maka kita
sebagai warga Negara Indonesia yang baik dapat mengerti arti kemerdekaan yang
sesungguhnya.